Selasa, 21 Juli 2020

kelas 11E-TKR (Simdig) - | Guru Pengampu : Pak Atrik & Bu Dhian

===============================









===============================

===============================

Menerapkan teknik presentasi yang efektif

   Presentasi adalah penyajian atau penyampaian karya tulis atau karya ilmiah seseorang di depan forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan masyarakat/khalayak ramai (audiens), dalam rangka mengajukan suatu ide atau gagasan untuk mendapatkan pemahaman atau kesepakatan bersama. Kehadiran peserta dalam presentasi bermanfaat untuk membuat presentasi secara lebih aktif dan lansar, serta efisien dalam jangka waktu yang ditentukan.

Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience. Agar presentasi itu dapat berjalan secara selektif, ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan.

Hal yang dimaksudkan tersebut adalah sebagai berikut :

a. menarik minat dan perhatian peserta

b. mengarahkan perhatian peserta

c. mempertahankan minat dan perhatian peserta

d. menjaga kefokusan pada presentasi yang disajikan

e. menjaga etika atau kode etik presentasi

 

Teknik Presentasi

Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas dengan lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan hasil penelitian. Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung kelancaraan presentasi dan menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya dukungan dari audiens dapat mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh, hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang digunakan.

Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan dalam presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress,  flash point, macromedia flash, macromedia captivate.

 

Teknik presentasi dipengarihi :

a. Pembuatan slide presentasi

Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat pembuatan slide presentasi, yaitu:

Pilih tema desain yang relevan

Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan yang ingin disampaikan oleh seorang presenter. Dengan demikian, audiens akan terbantu ketika melihat slide yang ditampilkan dan presenter lebih mudah dalam menjelaskan apa makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain harus mengikuti prinsip relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan topik yang dibicarakan misalnya presentasi ternak sapi dengan slide bergambar sapi.

Hindari sajian teks panjang

Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide tidak dapat terbaca oleh audiens. Apabila belum jelas, audien dapat membaca print out karya ilmiah tersebut, jika belum paham, audiens dapat bertanya pada sesi tanya jawab. Beberapa ahli presentasi menyarankan maksimum lima baris teks dalam sebuah slide. Dengan demikian jika Anda harus menampilkan teks dalam bentuk daftar, pastikan tidak lebih dari lima baris.

Alur yang teratur

Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan, penjelasan/isi, hingga penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik yang lain tanpa alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk memahaminya.

 Berikan multimedia yang relevan

Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang relevan, seperti gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian multimedia dengan topik pembicaraan harus saling mendukung, bukan malah membingungkan audiens.

Satu slide, berisi satu pesan

Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur beberapa ide berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit mencernanya.

Perhatikan karakter huruf  dan ukuran huruf

Karakter huruf  dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan sesuai dengan ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.   



--------------------------------------------
Pertemuan ke 10:  (Sabtu, 26 september 2020)
--------------------------------------------
















---oooOooo---




--------------------------------------------
Pertemuan ke 9:  (Sabtu, 19 september 2020)
--------------------------------------------









---oooOooo---

--------------------------------------------
Pertemuan ke 8:  (Sabtu, 12 september 2020)
--------------------------------------------





















Sesi-2  
--------------------------------------------
Pertemuan ke 7:  (Sabtu, 5 september 2020)
--------------------------------------------


Pengertian Presentasi

Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu).

Agar bisa pandai berpresentasi, orang sering kali belajar pada para pakar presentasi. Juga, ada banyak pembicara terkenal yang sering kali diamati oleh orang-orang yang ingin pandai berbicara di hadapan umum. Para pembicara terkenal di Indonesia antara lain KH Abdullah Gymnastiar, Tung Desem Waringin, Andrie Wongso, dan masih banyak lagi.

Keahlian berbicara di hadapan hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun yang ingin maju. Banyak presiden, manajer, wiraniaga, dan pengajar yang menjadi sukses dan terkenal lewat keahlian berpresentasi.

Tujuan dari presentasi dari semua jenis, misalnya, untuk membujuk, untuk menginformasikan, atau untuk meyakinkan. Untuk menjadi baik menyajikan, orang sering belajar ahli presentasi. Juga, ada banyak pembicara terkenal yang sering diamati oleh orang-orang yang ingin tahu bagaimana berbicara di depan umum.

Berbicara keterampilan di depan penonton sangat penting bagi siapa pun yang ingin maju. Banyak presiden, manajer, tenaga penjualan, dan seorang guru yang menjadi terkenal melalui keterampilan yang sukses dan presentasinya.

Menurut KBBI Presentasi di definisikan :

pre·sen·ta·si /préséntasi/ n 1 pemberian (tt hadiah); 2 pengucapan pidato (pd penerimaan suatu jabatan); 3 perkenalan (tt seseorang kpd seseorang, biasanya kedudukannya lebih tinggi); 4 penyajian atau pertunjukan (tt sandiwara, film, dsb) kpd orang-orang yg diundang; mem·pre·sen·ta·si·kan v menyajikan; mengemukakan (dl diskusi dsb).

Jenis-Jenis Presentasi

  • Presentasi Dadakan (Impromptu)

Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara ditunjuk langsung untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar, tanpa melakukan persiapan segala sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan maupun alat bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan mengejutkan.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan apabila menggunakan jenis presentasi dadakan atau impromptu.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan apabila menggunakan jenis presentasi dadakan atau impromptu.
  • Kelebihan:
  1. informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang sesungguhnya,
  2. kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas,
  3. membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi.
  • Kelemahan:
  1. informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu untuk berpikir dan mengolah kata,
  2. tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena secara mendadak untuk menyampaikan informasi,
  3. terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan apapun mengenai apa yang harus disampaikan.

  • Presentasi Naskah (Manuscript)

Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya dengan membaca naskah. Tidak sedikit orang dalam menyampaikan informasi menggunakan naskah berupa teks. Setiap kata-kata yang keluar merupakan hasil dari sebuah naskah, pembicara melupakan tugasnya yang utama yaitu melakukan kontak mata dengan pendengar. Jadi dapat dikatakan pembicara bukan menyampaikan pidato, tetapi membacakan naskah pidato.
  • Kelebihan:
  1. penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis,
  2. kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar,
  3. tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.

  • Kelemahan:
  1. pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya,
  2. bagi pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya,
  3. tidak menarik dalam menyampaikan informasinya,
  4. terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.

  • Presentasi Hafalan (Memoriter)

Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter tidak menggunakan naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya dengan menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang akan disampaikan. Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript. Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.

  • Presentasi Ekstempore

Jenis Ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik untuk dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara mempersiapkan materi dengan garis besarnya saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara mendetail.

  • Kelebihan:
  1. pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada persiapan sebelumnya,
  2. dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan,
  3. kemungkinan besar pembicara dalam menyampaikannya menarik perhatian pendengar, karena tidak berpedoman kepada naskah ataupun hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis besar materi,
  4. lebih leluasa dalam penyampaiannya,
  5. pembicara dapat melakukan kontak mata dengan pendengar, sehingga akan terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau tidak.

  • Kelemahan:
  1. perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan dibicarakan,
  2. membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan presentasi,
  3. bagi pemula, sulit untuk dilakukannya karena membutuhkan keahlian dan pengalaman yang cukup.
-----------------oooOooo-----------------








Sesi-1  
--------------------------------------------
Pertemuan ke 7:  (Sabtu, 5 september 2020)
--------------------------------------------

EDMODO











Sesi-1  
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 6:  (Sabtu, 29 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
5. Social Learning Network/s (SLN/SLNs)

LMS(Learning Management System) dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan
terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki
beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem inikurang
memperhatikan daya suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan sosial. Bahkan pada
sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan yang
menyebabkan pengelola sistem tidak dapat mengetahui hal-hal yang sedang dikerjakan
oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi saat ini, konsep
hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan memberikan pengaruh yang
berarti terhadap kolaborasi dan pembelajaran.

Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi,
siswa dapat berkolaborasi, meningkatkan kemampuan kognitif, dan keterampilan
sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma baru dalam belajar yang disebut CSSL
(Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep Social Learning
Network yang bertujuan untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam
belajar menggunakan jejaring sosial (Social Network) yang telah dilengkapi dengan konsep
kepedulian sosial (Halimi, 2011).

Jejaring sosial atau Social Network (SN) adalah ‘sebuah jejaring’ yang memuat
interaksi sosial dan hubungan interpersonal. Secara lebih rinci, SN adalah sebuah aplikasi
atau laman yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi satu sama lain dengan
cara saling bertukar informasi, komentar, pesan, gambar, maupun audio-video. Dalam
Social Network Sites (SNS) seperti Facebook atau Twitter, pengguna difasilitasi untuk
melakukan interaksi, komunikasi, dan kolaborasi (Greenhow, Robelia, & Hughes, 2009).

Dengan kata lain, mekanisme bersosialisasi melalui jaringan ini telah terbukti dapat
meningkatkan hubungan interpersonal dan memfasilitasi komunikasi nonverbal melalui
media seperti audio-video maupun gambar. Dengan berkomunikasi melalui media ini,
interaksi interpersonal menjadi lebih dekat. Oleh karena itu, berdasarkan kelebihan inilah
berbagai situs jejaring sosial didorong untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran (Huang,
2010).

Social learning network (SLN) atau Jejaring Sosial untuk Pembelajaran, menurut
Kordesh (2000) merujuk pada koneksi interpersonal melalui interaksi dengan tujuan utama
untuk pengembangan pengetahuan. Secara lebih rinci, SLN merujuk pada beberapa
fenomena.


• Penggunaan Social Network (SN) untuk pembelajaran dalam pendidikan formal.
Penggunaan SN oleh para pelajar dalam sebuah kolaborasi/diskusi yang dilaksanakan
secara informal.

• Penggunaan laman yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran melalui jejaring
sosial (SLN).

• Penggunaan SLN yang secara khusus dikembangkan sendiri oleh guru.




---- oooOooo ----



Sesi-1  
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 5:  (Sabtu, 22 Agustus 2020)

-----------------------------------------------------------
Quiz......

Sesi-2 
\
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 5:  (Sabtu, 22 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
KELAS MAYA


3. Jenis perangkat lunak pendukung kelas maya

Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat
lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis
aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS).
Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN)
khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah
satu alternatif bentuk kelas maya.

4. Learning Management System (LMS)

Menurut Courts dan Tucker (2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk
mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak
aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu
pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa.

Sedangkan menurut
Kerschenbaum (2009) dalam LMS Selection Best Practices, LMS adalah sebuah aplikasi
yang berfungsi mengadministrasikan secara otomatis berbagai kegiatan pembelajaran.
Guru dapat menggunakan aplikasi ini untuk berbagi sumber belajar, berinteraksi, dan
berdiskusi dengan siswa, menyampaikan pengumuman, memberi tugas maupun ujian, serta
memberikan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi belajar, menjawab
pertanyaan, berdiskusi, serta mengirimkan tugas dan menjawab soal-soal ujian. Contoh dari
LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor.


--- ooOoo ---

Sesi-1  Bersama Pak Atrik....
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 4:  (Sabtu, 15 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
KELAS MAYA

2. Model e-learning
E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty,1999).


  • Model Adjunct

Dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap
muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai model tradisional plus karena
keberadaan e-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja.


  • Model Mixed/Blended

Model ini menempatkan e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari
pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan secara daring, sedangkan
pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap muka. Akan tetapi, Bersin (2004)
berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan dari model adjunct
dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning, dalam pembelajaran

tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended learning.


  • Model Daring Penuh/Fully Online

Dalam model ini e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai dari
penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Salah
satu contoh model ini adalah open course ware yang dikelola oleh Massachusetts
Institut of Technology (MIT) di laman http://ocw.mit.edu/index.htm, online course
edx dengan berbagai pembelajaran daring yang ditawarkan oleh berbagai universitas
di dunia pada https://www.edx.org/, pembelajaran daring (online course) yang
dipelopori oleh Universitas Harvard, Coursera di laman https://www.coursera.org/,
atau online course iversity yang dikelola oleh berbagai universitas di Jerman di laman
https://iversity.org/.

Dengan kata lain, e-learning dapat berfungsi sebagai:

1) tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement);
2) pengganti sebagian pembelajaran (complement); atau
3) pengganti seluruh pembelajaran (replacement).
e-learning yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah elearning
sebagai supplement.







--- ooOoo ---

-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 3:  Sesi-2 (Sabtu,8 agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
Bersama bu Dhian....
KELAS MAYA

Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah
upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.
Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan pembelajaran tatap muka yang
dilaksanakan bersama guru di kelas, tetapi dengan memanfaatkan kelas maya akan
mendapatkan tambahan atau pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi
pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, akan didorong untuk
lebih aktif dan kreatif. Aktif dan kreatif mengandung pengertian bahwa dalam kelas maya
diharapkan untuk mencari, membaca, dan memahami materi dari berbagai sumber belajar
digital, disamping untuk menyimpulkan, mencipta, dan berbagi baik pengetahuan yang
telah didapatkan maupun hasil karya yang telah dibuat kepada kawan-kawan. Selain itu,
berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual juga diharapkan untuk
dilakukan.

1. E-learning
Dalam pembelajaran, teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan
pembelajaran, meningkatkan pemerataan dalam kecepatan belajar, serta meningkatkan
efisiensi pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Ada enam potensi kunci dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka revolusi pembelajaran.

a. Konektivitas - akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’ dalam skala

global.
Selama memanfaatkan koneksi internet, akan didapatkan informasi apapun yang
tersedia dalam world wide web (www). Dalam mencari informasi, juga tidak akan
merasa kesulitan berkat bantuan mesin pencari seperti Google atau Bing.

b. Fleksibilitas - belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
Dengan cara belajar yang terjadwal dalam kelas yang dilaksanakan selama ini (kelas
konvensional), guru adalah sumber belajar utama bagi siswa. Akan tetapi dengan kelas
konvensional yang diperkaya dengan TIK, memiliki kebebasan dalam menentukan
waktu yang tepat kapan harus belajar dan tempat untuk belajar, selama dapat
menggunakan komputer dan mengakses internet.

c. Interaksi - evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri
Dengan memanfaatkan TIK, dapat mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, maupun
mengerjakan ujian dimanapun dan kapanpun yang inginkan. Dalam beberapa model
ujian, dimungkinkan juga untuk mendapatkan hasil penilaian maupun umpan balik
secara otomatis, sehingga tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasil
penilaian ujian.

d. Kolaborasi - penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran
kolaborasi di luar ruang kelas
Dengan memanfaatkan perangkat diskusi melalui internet, dapat berkomunikasi,
berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai sebuah ide, permasalahan, maupun
solusidengan rekan atau guru. Dengan perangkat ini juga dapat membuat kelompok
belajar. Dalam kelompok ini akan dapat berbagi ide maupun sumber belajar
antarteman.

e. Peluang pengembangan - konten digital dapat terus-menerus dikembangkan
sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional
Dalam kelas konvensional, siswa dan guru harus berada dalam ruangan yang sama.
Akan tetapi dengan memanfaatkan TIK, guru dapat memberikan instruksi dari tempat
tertentu dan siswa tetap dapat mengikuti instruksi guru walaupun berada di tempat
yang berbeda.

f. Motivasi - multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
Dengan TIK, siswa dan guru akan mendapatkan berbagai sumber belajar. Salah satu
sumber belajar tersebut adalah video atau animasi yang menjelaskan konsep atau
peristiwa tertentu. Dengan bantuan media ini, siswa akan mendapatkan
ilustrasi/gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan minat siswa dalam

belajar.


----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 2- Sesi-3 (Sabtu,25 juli 2020)
-----------------------------------------------------------
Bersama bu Dhian....













Mengenal Akun Google
...







-------------------------------------------------------
Pertemuan ke 2- Sesi-2 (Sabtu,25 juli 2020)
Pada sesi kedua ini silahkan dipahami dan tidak perlu di catat..










-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertemuan ke 2- Sabtu,25 juli 2020

ETIKA DALAM KOMUNIKASI DARING SINKRON dan ASINKRON
Berikut ini adalah beberapa macam etika yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi di media sosial:

1. Selalu perhatikan penggunaan kalimat
Penggunaan kalimat merupakan bagian yang penting saat berkomunikasi menggunakan media sosial. Kalimat-kalimat dengan susunan yang tepat, disertai tanda baca yang tepat juga merupakan salah satu bagian yang penting supaya etika komunikasi bisa dijaga dengan baik. Hindari menggunakan kalimat-kalimat yang tidak utuh. Kalimat yang tidak utuh bisa memicu timbulnya ambiguitas sehingga bisa menjadi sumber dari kesalahpahaman.

2. Berhati-hati saat menggunakan huruf
Menggunakan huruf dengan benar juga menjadi bagian dari etika komunikasi di media sosial. Mudahnya, selalu gunakan huruf yang wajar. Menulis sesuatu di media sosial dengan menggunakan huruf kapital semua bisa memberikan kesan marah, kecewa dan menantang.
Sebaliknya, menggunakan huruf yang cenderung kecil semua akan menandakan seseorang terlalu abai dan tidak serius mengenai informasi yang sedang akan ia bagikan. Oleh karenanya, penggunaan huruf yang sesuai dan wajar bisa menunjang etika yang baik saat berkomunikasi.

3. Perhatikan pemilihan warna huruf
Warna huruf juga penting untuk diperhatikan. Beberapa media sosial biasanya memberikan fitur ini untuk menambah keragaman dari jenis tulisan yang akan diberikan seseorang. Menggunakan warna huruf merah dengan tulisan yang tebal bisa memiliki kesan menantang dan marah. Persepsi orang yang berbeda-beda ini menjadi alasan mengapa penulisan huruf dengan warna yang standar menjadi penting.

4. Pemilihan simbol dan ikon yang tepat
Dalam media sosial, banyak sekali simbol dan ikon yang seringkali disertakan dalam sebuah informasi atau tulisan. Ada dikenal simbol emoji atau sticker dan lain sebagainya. Manakala akan menggunakan simbol tersebut, pastikan simbol yang digunakan juga tepat.
Menggunakan simbol wajah cemberut pada tulisan juga akan membangun persepsi orang dengan kuat. Oleh karena itu, berhati-hati dalam menggunakan simbol dan ikon adalah penting. Bila perlu, justru hindari menggunakan simbol atau ikon sehingga tulisan dan informasi yang kita buat lebih bersifat netral.

5. Menggunakan bahasa yang sesuai
Bahasa yang sesuai di sini adalah menunjukkan bagaimana tata krama kita saat berkomunikasi dengan orang lain. Perhatikan dengan siapa kita berbicara. Jangan sampai keluar bahasa-bahasa yang kurang sopan pada orang tertentu sehingga etika dalam komunikasi ini menjadi hilang. Pastikan ini juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan saat menggunakan media sosial.

6. Memberikan respon dengan segera
Saat dihubungi melalui media sosial, pastikan kita juga memberikan respon dengan segera. Menunda-nunda untuk memberikan respon atau bahkan mengabaikannya akan memberikan kesan yang jelek. Apalagi sekarang ini banyak sekali media sosial yang juga sudah melengkapi fitur pemberitahuan bahwa pesan yang disampaikan sudah dibaca oleh penerima pesan.

7. Memberikan informasi yang memiliki referensi jelas
Ini adalah poin paling penting dari hampir semua poin yang membahas mengenai etika dalam menggunakan komunikasi media sosial. Informasi yang disebarkan tanpa referensi yang jelas akan menimbulkan efek berantai terhadap setiap orang.
Hal ini bisa mengundang kesimpang-siuran berita yang tentu saja sangat tidak diharapkan. Istilah yang mungkin kita kenal saat ini adalah berita hoax. Bahkan, hal ini bisa diperkarakan pula di hukum bila penyebaran informasi palsu tersebut memang disengaja.

8. Tidak memancing pertentangan
Terakhir, hindari melakukan komunikasi yang memancing pertentangan melalui media sosial. Mengingat persepsi orang yang berbeda terhadap paparan informasi, maka kita juga harus memperhatikan hal ini supaya terhindar dampak negatif dari media sosial.

- - - 
Itulah beberapa macam etika yang perlu kita perhatikan. Jangan sampai media sosial yang fungsinya membantu setiap orang untuk saling terhubung justru memicu permasalahan akibat etika yang tidak diperhatikan. Dengan menggunakan komunikasi yang tepat, maka kita bisa memanfaatkan media sosial dengan lebih baik. Masih ada banyak lagi sebenarnya etika yang perlu diperhatikan, namun setidaknya beberapa poin tadi bisa menjadi etika komunikasi di media sosial yang paling dasar yang bisa mulai kita terapkan.
---------------------------------------------------------------------------------
sumber : Muchamad Eki S. A., S.Kom. M.M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar