Menerapkan teknik presentasi yang
efektif
Presentasi adalah
penyajian atau penyampaian karya tulis atau karya ilmiah seseorang di depan
forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan
masyarakat/khalayak ramai (audiens), dalam rangka mengajukan suatu ide atau
gagasan untuk mendapatkan pemahaman atau kesepakatan bersama. Kehadiran peserta
dalam presentasi bermanfaat untuk membuat presentasi secara lebih aktif dan
lansar, serta efisien dalam jangka waktu yang ditentukan.
Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau
presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience. Agar
presentasi itu dapat berjalan secara selektif, ada beberapa hal yang perlu
diperhitungkan.
Hal yang dimaksudkan tersebut adalah sebagai berikut :
a. menarik minat dan perhatian peserta
b. mengarahkan perhatian peserta
c. mempertahankan minat dan perhatian peserta
d. menjaga kefokusan pada presentasi yang disajikan
e. menjaga etika atau kode etik presentasi
Teknik Presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi,
selain dikemas dengan lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas
untuk memaparkan hasil penelitian. Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan
mendukung kelancaraan presentasi dan menarik perhatian audiens, karena jika
tidak adanya dukungan dari audiens dapat mengganggu kelancaran dalam
presentasi. Misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh, hingga tidur.
Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang digunakan.
Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang
dapat digunakan dalam presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress, flash point, macromedia flash, macromedia
captivate.
Teknik presentasi dipengarihi :
a. Pembuatan slide presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan
saat pembuatan slide presentasi, yaitu:
Pilih tema desain yang relevan
Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan
gagasan yang ingin disampaikan oleh seorang presenter. Dengan demikian, audiens
akan terbantu ketika melihat slide yang ditampilkan dan presenter lebih mudah
dalam menjelaskan apa makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain
harus mengikuti prinsip relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan topik yang
dibicarakan misalnya presentasi ternak sapi dengan slide bergambar sapi.
Hindari sajian teks panjang
Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide
tidak dapat terbaca oleh audiens. Apabila belum jelas, audien dapat membaca
print out karya ilmiah tersebut, jika belum paham, audiens dapat bertanya pada
sesi tanya jawab. Beberapa ahli presentasi menyarankan maksimum lima baris teks
dalam sebuah slide. Dengan demikian jika Anda harus menampilkan teks dalam
bentuk daftar, pastikan tidak lebih dari lima baris.
Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari
pendahuluan, penjelasan/isi, hingga penutup. Slide yang isinya melompat-lompat
dari satu topik ke topik yang lain tanpa alur yang jelas akan menyulitkan
audiens untuk memahaminya.
Berikan multimedia
yang relevan
Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan
multimedia yang relevan, seperti gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian
multimedia dengan topik pembicaraan harus saling mendukung, bukan malah
membingungkan audiens.
Satu slide, berisi satu pesan
Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan.
Tiap slide sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan
mencampur beberapa ide berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan
sulit mencernanya.
Perhatikan karakter huruf
dan ukuran huruf
Karakter huruf dan
ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan sesuai dengan ilustrasi, tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Pertemuan ke 10: (Sabtu, 26 september 2020)
--------------------------------------------
--------------------------------------------
Pertemuan ke 9: (Sabtu, 19 september 2020)
--------------------------------------------
--------------------------------------------
Pertemuan ke 8: (Sabtu, 12 september 2020)
--------------------------------------------
--------------------------------------------
Pertemuan ke 7: (Sabtu, 5 september 2020)
--------------------------------------------
Pengertian Presentasi
Jenis-Jenis Presentasi
Sesi-1
--------------------------------------------
Pertemuan ke 7: (Sabtu, 5 september 2020)
--------------------------------------------
Sesi-1
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 6: (Sabtu, 29 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
5. Social Learning Network/s (SLN/SLNs)
LMS(Learning Management System) dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan
terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki
beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem inikurang
memperhatikan daya suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan sosial. Bahkan pada
sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan yang
menyebabkan pengelola sistem tidak dapat mengetahui hal-hal yang sedang dikerjakan
oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi saat ini, konsep
hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan memberikan pengaruh yang
berarti terhadap kolaborasi dan pembelajaran.
Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi,
siswa dapat berkolaborasi, meningkatkan kemampuan kognitif, dan keterampilan
sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma baru dalam belajar yang disebut CSSL
(Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep Social Learning
Network yang bertujuan untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam
belajar menggunakan jejaring sosial (Social Network) yang telah dilengkapi dengan konsep
kepedulian sosial (Halimi, 2011).
Jejaring sosial atau Social Network (SN) adalah ‘sebuah jejaring’ yang memuat
interaksi sosial dan hubungan interpersonal. Secara lebih rinci, SN adalah sebuah aplikasi
atau laman yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi satu sama lain dengan
cara saling bertukar informasi, komentar, pesan, gambar, maupun audio-video. Dalam
Social Network Sites (SNS) seperti Facebook atau Twitter, pengguna difasilitasi untuk
melakukan interaksi, komunikasi, dan kolaborasi (Greenhow, Robelia, & Hughes, 2009).
Dengan kata lain, mekanisme bersosialisasi melalui jaringan ini telah terbukti dapat
meningkatkan hubungan interpersonal dan memfasilitasi komunikasi nonverbal melalui
media seperti audio-video maupun gambar. Dengan berkomunikasi melalui media ini,
interaksi interpersonal menjadi lebih dekat. Oleh karena itu, berdasarkan kelebihan inilah
berbagai situs jejaring sosial didorong untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran (Huang,
2010).
Social learning network (SLN) atau Jejaring Sosial untuk Pembelajaran, menurut
Kordesh (2000) merujuk pada koneksi interpersonal melalui interaksi dengan tujuan utama
untuk pengembangan pengetahuan. Secara lebih rinci, SLN merujuk pada beberapa
fenomena.
• Penggunaan Social Network (SN) untuk pembelajaran dalam pendidikan formal.
Penggunaan SN oleh para pelajar dalam sebuah kolaborasi/diskusi yang dilaksanakan
secara informal.
• Penggunaan laman yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran melalui jejaring
sosial (SLN).
• Penggunaan SLN yang secara khusus dikembangkan sendiri oleh guru.
Sesi-1
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 5: (Sabtu, 22 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
Quiz......
Sesi-2 \
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 5: (Sabtu, 22 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
3. Jenis perangkat lunak pendukung kelas maya
Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat
lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis
aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS).
Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN)
khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah
satu alternatif bentuk kelas maya.
4. Learning Management System (LMS)
Menurut Courts dan Tucker (2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk
mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak
aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu
pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa.
Sedangkan menurut
Kerschenbaum (2009) dalam LMS Selection Best Practices, LMS adalah sebuah aplikasi
yang berfungsi mengadministrasikan secara otomatis berbagai kegiatan pembelajaran.
Guru dapat menggunakan aplikasi ini untuk berbagi sumber belajar, berinteraksi, dan
berdiskusi dengan siswa, menyampaikan pengumuman, memberi tugas maupun ujian, serta
memberikan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi belajar, menjawab
pertanyaan, berdiskusi, serta mengirimkan tugas dan menjawab soal-soal ujian. Contoh dari
LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor.
Sesi-1 Bersama Pak Atrik....
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 4: (Sabtu, 15 Agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
2. Model e-learning
E-learning dapat diselenggarakan dengan berbagai model (Rashty,1999).
- Model Adjunct
Dalam model ini e-learning digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran tatap
muka di kelas. Model ini dapat dikatakan sebagai model tradisional plus karena
keberadaan e-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja.
- Model Mixed/Blended
Model ini menempatkan e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari
pembelajaran. Misalnya pembelajaran teori dilaksanakan secara daring, sedangkan
pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap muka. Akan tetapi, Bersin (2004)
berpendapat bahwa model blended learning merupakan gabungan dari model adjunct
dan mixed, sehingga sedikit atau banyak porsi dari e-learning, dalam pembelajaran
tatap muka, seluruh proses tersebut merupakan blended learning.
- Model Daring Penuh/Fully Online
Dalam model ini e-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran mulai dari
penyampaian bahan belajar, interaksi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Salah
satu contoh model ini adalah open course ware yang dikelola oleh Massachusetts
Institut of Technology (MIT) di laman http://ocw.mit.edu/index.htm, online course
edx dengan berbagai pembelajaran daring yang ditawarkan oleh berbagai universitas
di dunia pada https://www.edx.org/, pembelajaran daring (online course) yang
dipelopori oleh Universitas Harvard, Coursera di laman https://www.coursera.org/,
atau online course iversity yang dikelola oleh berbagai universitas di Jerman di laman
https://iversity.org/.
Dengan kata lain, e-learning dapat berfungsi sebagai:
1) tambahan/pengayaan pembelajaran (supplement);
2) pengganti sebagian pembelajaran (complement); atau
3) pengganti seluruh pembelajaran (replacement).
e-learning yang dimaksud dalam konteks Simulasi Digital pada SMK adalah elearning
sebagai supplement.
-----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 3: Sesi-2 (Sabtu,8 agustus 2020)
-----------------------------------------------------------
Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan sebuah
upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.
Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan pembelajaran tatap muka yang
dilaksanakan bersama guru di kelas, tetapi dengan memanfaatkan kelas maya akan
mendapatkan tambahan atau pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi
pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, akan didorong untuk
lebih aktif dan kreatif. Aktif dan kreatif mengandung pengertian bahwa dalam kelas maya
diharapkan untuk mencari, membaca, dan memahami materi dari berbagai sumber belajar
digital, disamping untuk menyimpulkan, mencipta, dan berbagi baik pengetahuan yang
telah didapatkan maupun hasil karya yang telah dibuat kepada kawan-kawan. Selain itu,
berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok secara virtual juga diharapkan untuk
dilakukan.
1. E-learning
Dalam pembelajaran, teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan
pembelajaran, meningkatkan pemerataan dalam kecepatan belajar, serta meningkatkan
efisiensi pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Ada enam potensi kunci dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka revolusi pembelajaran.
a. Konektivitas - akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’ dalam skala
global.
Selama memanfaatkan koneksi internet, akan didapatkan informasi apapun yang
tersedia dalam world wide web (www). Dalam mencari informasi, juga tidak akan
merasa kesulitan berkat bantuan mesin pencari seperti Google atau Bing.
b. Fleksibilitas - belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja
Dengan cara belajar yang terjadwal dalam kelas yang dilaksanakan selama ini (kelas
konvensional), guru adalah sumber belajar utama bagi siswa. Akan tetapi dengan kelas
konvensional yang diperkaya dengan TIK, memiliki kebebasan dalam menentukan
waktu yang tepat kapan harus belajar dan tempat untuk belajar, selama dapat
menggunakan komputer dan mengakses internet.
c. Interaksi - evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri
Dengan memanfaatkan TIK, dapat mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, maupun
mengerjakan ujian dimanapun dan kapanpun yang inginkan. Dalam beberapa model
ujian, dimungkinkan juga untuk mendapatkan hasil penilaian maupun umpan balik
secara otomatis, sehingga tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui hasil
penilaian ujian.
d. Kolaborasi - penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran
kolaborasi di luar ruang kelas
Dengan memanfaatkan perangkat diskusi melalui internet, dapat berkomunikasi,
berdiskusi, bertukar pendapat, baik mengenai sebuah ide, permasalahan, maupun
solusidengan rekan atau guru. Dengan perangkat ini juga dapat membuat kelompok
belajar. Dalam kelompok ini akan dapat berbagi ide maupun sumber belajar
antarteman.
e. Peluang pengembangan - konten digital dapat terus-menerus dikembangkan
sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional
Dalam kelas konvensional, siswa dan guru harus berada dalam ruangan yang sama.
Akan tetapi dengan memanfaatkan TIK, guru dapat memberikan instruksi dari tempat
tertentu dan siswa tetap dapat mengikuti instruksi guru walaupun berada di tempat
yang berbeda.
f. Motivasi - multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
Dengan TIK, siswa dan guru akan mendapatkan berbagai sumber belajar. Salah satu
sumber belajar tersebut adalah video atau animasi yang menjelaskan konsep atau
peristiwa tertentu. Dengan bantuan media ini, siswa akan mendapatkan
ilustrasi/gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan minat siswa dalam
belajar.
----------------------------------------------------------
Pertemuan ke 2- Sesi-3 (Sabtu,25 juli 2020)
-----------------------------------------------------------
Bersama bu Dhian....
Mengenal Akun Google
...
-------------------------------------------------------
Pertemuan ke 2- Sesi-2 (Sabtu,25 juli 2020)
Pada sesi kedua ini silahkan dipahami dan tidak perlu di catat..
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertemuan ke 2- Sabtu,25 juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar